Thomas Matulessy (Pattimura) di Maluku
Rakyat Maluku telah lama
mengalami penindasan dari bangsa
Portugis, Spanyol dan Belanda
sejak abad ke-16. Rakyat Maluku
sadar betul apa makna penjajahan
yang selama ini dialaminya. Betapa
hebatnya penderitaan rakyat
Maluku ketika masa Pelayaran
Hongi.
Rakyat Maluku semakin
gelisah ketika adanya paksaan
untuk menjadi serdadu (tentara)
Belanda yang akan dikirimkan ke
Pulau Jawa. Kesabaran rakyat
Maluku telah habis. Mereka pun
segera berencana untuk melancarkan
perlawanan.
Pada tanggal 3 Mei 1817, ratusan pemuda dari Haria mengadakan
pertemuan di dalam hutan yang terletak antara negeri Tiow dan negeri
Paperu. Pertemuan itu memutuskan untuk menyerang dan menyerbu
Benteng Duurstede di Pantai Saparua yang merupakan lambang
penjajahan Belanda. Pertemuan itu juga memutuskan untuk mengajak
seluruh rakyat Maluku untuk melawan penjajahan Belanda.
Rakyat Maluku bangkit menentang Belanda pada tanggal 16 Mei 1817
di bawah pimpinan Pattimura. Beliau adalah seorang Kristen yang taat,
pandai dan cekatan. Dilahirkan pada tanggal 8 Juni 1783 dengana nama
Thomas Matulessy. Ia pernah menjadi tentara Inggris dengan pangkat
sersan mayor. Kemudian ia terkenal dengan sebutan Kapitan Pattimura.
Di dalam pertempuran itu semua penghuni benteng mati terbunuh.
Benteng dihancurkan, bahkan Residen Belanda yang bernama Van den
Berg tewas dalam peristiwa itu.
Kemudian Belanda mengirimkan pasukan di bawah pimpinan Mayor
Beetjes. Begitu pasukan bantuan itu mendarat di Muara Sungai Waisisil,
langsung dipukul mundur oleh Pattimura. Mayor Beetjes tewas dalam
pertempuran tersebut. Pasukan Belanda lainnya yang dipimpin Overste
Meyer dan Laksamana Buykes juga dapat dipukul mundur.
Gambar 2.2 Patimura
Sumber: Album Pahlawan Bangsa
104
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
Raja-raja kecil di Maluku turut membantu perjuangan Pattimura,
seperti Raja Lha, Nolot, Tuhaja, Itawaku dan Ihamaku. Selain itu juga
Pattimura dibantu oleh Philip Latumahimma dan seorang putri raja
Maluku yang bernama Martha Khristina Tiahahu yang berusia 18 tahun.
Belanda merasa kewalahan dengan perlawanan dari pasukan
Pattimura ini. Lalu, Belanda mengajak Pattimura untuk berunding, namun
ditolaknya dengan tegas. Belanda semakin meningkatkan serangannya
untuk mendesak Pattimura. Akibatnya beberapa pimpinan pasukan
Pattimura dapat ditangkap. Pattimura juga akhirnya dapat ditangkap,
beliau dijatuhi hukuman mati dengan cara digantung di depan Benteng
Viktoria pada tanggtal 16 Desember 1817. Penangkapan Pattimura
disebabkan adanya pengkhianatan dari Raja Boi. Ia menunjukkan tempat
pertahanan Pattimura kepada Belanda.
Begitu juga dengan Raja Paulus Tiahahu, ayah Martha Khristina
Tiahahu ditembak mati di hadapan rakyatnya. Martha Khristina Tiahahu
sendiri diasingkan ke Pulau Jawa, namun sebelum sampai di Pulau Jawa
beliau wafat, yaitu pada tanggal 2 Januari 1818.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar